Business Update

Hipertensi dan Penyakit Jantung Ancaman Serius di Tempat Kerja

Oleh Editor
Hipertensi dan Penyakit Jantung Ancaman Serius di Tempat Kerja

Menurut WHO, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, mencapai 17,9 juta orang atau 32% dari seluruh kematian di seluruh dunia pada 2019. Dari angka itu, 85% kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan stroke.

Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, jumlah penderita penyakit kardiovaskular mencapai 4,2 juta. Jantung koroner menjadi salah satu penyakit kardiovaskular penyebab kematian tertinggi, yakni mencapai 14,4%, berdasarkan data Institute for Health Metrics and Evaluation.

Di masa pandemi, penyakit jantung menjadi salah satu komorbid utama, membuat jumlah penderita penyakit jantung yang meninggal naik 22%-23% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pemicu utama penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung, tidak lain adalah hipertensi, gangguan kesehatan yang diderita oleh 1,2 miliar orang pada 2019 (menurut data WHO) dan 34,1% populasi Indonesia (menurut data Riskesdas).

Indonesian Society of Hypertension (InaSH) menyebutkan bahwa stres psikososial adalah salah satu pemicu utama meningkatnya prevalensi hipertensi di Indonesia. Sementara, hipertensi merupakan ancaman serius bagi kesehatan jantung. Para pekerja dan pelaku bisnis sangat rentan terhadap masalah kesehatan ini. Pola hidup yang tidak sehat memperburuk kondisi ini.

Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia

Hubungan antara kesehatan mental, tekanan darah, dan kesehatan jantung terungkap dari hasil studi yang dipublikasikan di jurnal BioMedical Engineering pada Maret 2022. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kesehatan mental seseorang berdampak pada tekanan darah fluktuatif, yang kemudian memicu penyakit kardiovaskular.

Dan, stres di tempat kerja berpengaruh terhadap kesehatan mental dan fisik bagi para pekerja dan pelaku bisnis. Beban kerja yang berat, waktu istirahat yang sedikit, serta tuntutan persaingan bisnis global memengaruhi kesehatan mental dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia, mengungkapkan bahwa OMRON menjadikan program edukasi tentang hipertensi dan kesehatan jantung sebagai bagian integral dari kegiatan bisnisnya di Indonesia. Tujuannya, agar masyarakat semakin paham bahwa hipertensi merupakan ancaman serius terhadap kesehatan dan jiwa mereka.

“Dalam program edukasi ini, kami bekerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Indonesian Society of Hypertension (InaSH), Yayasan Jantung Indonesia, dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia, yang merupakan stakeholders penting dalam penanganan hipertensi dan penyakit jantung di Tanah Air,” kata Watanabe.

“Penghargaan Indonesia Healthcare Award 2022 yang kami terima dari SWA dan Business Digest untuk produk Alat Pengukur Tekanan Darah (BPM) OMRON dengan predikat Excellent dan peringkat Champion mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia sudah meraih banyak manfaat dari Monitor Tekanan Darah OMRON. Penghargaan ini juga menyiratkan bahwa masyarakat Indonesia sangat mengapresiasi program-program edukasi tentang hipertensi dan kesehatan jantung yang dijalankan OMRON bersama berbagai pihak terkait,” Watanabe menuturkan.

Berikut adalah beberapa tip untuk para eksekutif bisnis agar mereka memiliki jantung sehat dalam kehidupan kerja normal baru mereka.

Pertama, kembalikan berat badan menjadi normal dengan program diet dan olahraga. Tekanan darah cenderung meningkat dengan bertambahnya berat badan.

Kedua, lakukan aktivitas fisik secara teratur. Berolahraga minimal 30 menit per hari dapat menurunkan tekanan darah sebesar 5-8 mm Hg pada penderita hipertensi. Lakukan secara rutin karena tekanan darah bisa cepat naik kembali jika berhenti berolahraga.

Ketiga, konsumsi makanan sehat yang kaya serat, seperti sayuran, buah, biji-bijian, serta produk susu rendah lemak dan rendah kolesterol untuk menurunkan tekanan darah hingga 11 mm Hg, harus dibarengi dengan membatasi konsumsi gula dan garam.

Keempat, hindari stres. Stres kronis dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Stres juga dapat mendorong orang untuk melakukan hal-hal buruk, seperti makan makanan yang tidak sehat, minum alkohol, atau merokok. Identifikasi penyebab stres dan cari solusi untuk menguranginya.

Kelima, ukur tekanan darah Anda secara teratur, sehingga Anda dapat membaca hasil pengukuran secara akurat dan mendeteksi secara dini potensi penyakit jantung. Menurut InaSH, tekanan darah normal adalah ketika pembacaan di rumah menunjukkan sistolik/diastolik di bawah 135/85 mmHg. Di atas angka tersebut, dianggap hipertensi.

Sebagian besar serangan jantung dapat dicegah dengan deteksi dini, gaya hidup sehat, dan konsultasi dengan ahli jantung. Pengukuran tekanan darah secara teratur diikuti dengan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengontrol tekanan darah merupakan cara sederhana tapi efektif untuk menyelamatkan nyawa dari serangan jantung.(*)

# Tag


    © 2023-2024 SWA Media Inc.

    All Right Reserved